A Smile


A smile cost nothing, but gives much. It enriches those who receive, without making poorer who give. It takes but a moment, but the memory of it sometimes last forever. None is so rich or mighty that he can get along without it and none is so poor but that he can be made be rich by it.
A smile creates happiness in the home, fosters good will in business and counter sign of friendship. It brings rest to the weary, cheer to the discouraged, sunshine  to the sad and it isnature’s best antidode for trouble.
Yet it can not be bought, begged, borrowed, or stolen, for it something that is of no value to anyone until it is given away.
Some people are too tired to give you a smile. Give them one of yours, as noneneeds a smile so much as he who has no more to give.

Smile For Everyone
Bukan karena hidup bahagia kamu tersenyum, tapi karena kamu tersenyum, maka menjadi bahagia…
Bukan karena semua orang bersahabat maka kamu tersenyum, tapi karena kamu tersenyum, semua orang menjadi bersahabat…
Bukan karena pekerjaan menyenangkan maka kamu tersenyum, tetapi karena kamu tersenyum, pekerjaan jadi menyenangkan…
Bukan karena keluarga harmonis kamu tersenyum, tetapi karena kamu tersenyum, keluarga menjadi harmonis…
Bukan dunia yang menciptakan senyum, melainkan senyuman yang menciptakan dunia…
So please don’t forget to smile…
Buku Kehidupan
Kehidupan ibarat buku sampul. Sampul depan adalah tanggal lahir. Sampul belakang adalah tanggal kematian.
Setiap lembarnya adalah perilaku dalam hidup kita dan apa yang kita kerjakan.
Ada buku yang tebal, ada buku yang tipis.
Ada buku yang menarik dibaca, ada buku yang sama sekali tidak menarik.
Sekali tertulis, tidak akan pernah bisa di ‘edit’ lagi.
Tapi hebatnya, seburuk apapun halaman sebelumnya , selalu tersedia halaman selanjutnya yang putih bersih, baru dan tiada cacat.
Sama dengan hidup kita, seburuk apapun kemarin, Tuhan selalu menyediakan hari yang baru untuk kita.
Kita selalu diberi kesempatan baru untuk melakukan sesuatu yang benar dalam hidup kita setiap harinya.
Kita selalu bisa memperbaiki kesalahan kita dan melanjutkan alur cerita kedepannya sampai saat usia berakhir, yang sudah ditetapkan Nya.
… dan isilah halaman buku kehidupanmu dengan hal-hal yang baik semata.
Dan, jangan pernah lupa, untuk selalu mengadu kepadaNya, tentang apa yang harus kita tulis tiap harinya.
Supaya pada saat halaman terakhir buku kehidupan kita selesai, kita dapati diri ini sebagai pribadi yang berkenan kepadaNya.
Dan buku kehidupan itu layak untuk dijadikan teladan bagi anak-anak kita dan siapapun setelah kita nanti.
Selamat menulis di buku kehidupan…
Menulislah dengan tinta cinta dan kasih sayang, serta pena kebijaksanaan.

Sumber: 30 hari mencari cinta ilahi 


artikel kiriman sahabat Leny Kartiningsih
staf Biro Perencanaan dan Keuangan 
Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan

0 komentar:



Posting Komentar

Tinggalkan jejak sahabat disini ya...