#1000parcelcinta

Assalamu'alaykum Warohmatullahi Wabarakatuh

Lama tak update blog ini, sebelumnya kami ucapkan Selamat Menunaikan Ibadah Ramadhan. semoga Ramadhan kali ini menjadi madrasah terbaik dalam hidup kita...

Sahabat, beberapa waktu lalu kami mendapat ajakan kebaikan lagi dari sahabat kami, myquran :)
Kali ini, acara yang akan diselenggarakan bertemakan #1000parcelcinta: Gerakan Tebar 1000Parcel Cinta di bulan Ramadhan 1434 H di 20 Kota Besar di Indonesia dan Mancanegara.

1. Acara apa ini?

Donasi myQuran di bulan Ramadan. Gerakan Tebar parcel untuk mustahiq dibulan ramadhan 1434 H senilai kurang lebih Rp. 150.000,- yang melibatkan relawan, komunitas muslim, media islam, Lembaga Zakat, Pendukung Acara (CSR Corporate).

2. Apa itu #1000parcelcinta?

Pembagian #1000parcelcinta di 20 Kota Besar di Indonesia (Target 50% atau tercapai) dilanjuti dengan acara Ifthor jamai (diserahkan masing masing PJ)

3. Kenapa namanya #1000parcelcinta?   
                                               
Karena target kita 1000 orang yang akan mendapat cinta (parcel/bantuan) dari kita

4. Kegiatannya apa saja di sini?

Menggalang dana dan menyalurkannya kepada orang yang berhak menerimanya

5. Bentuknya apa saja yang bisa disumbangkan, barang atau uang?

Bentuknya bisa berupa barang, dan berupa uang. Kisaran nilai parcel kurang lebih Rp. 150.000,- (sembako, makanan dan minuman ringan, alat sholat atau alquran)

6. Saya mau donasi sendiri bentuk barang, gimana caranya?

Bapak/ibu domisili di daerah mana? nanti ibu bisa datang langsung ke... dan bisa menyerahkannya langsung kepada orang yang akan menerima bantuan dari bapak/ibu.

7. Kapan acara diselenggarakan #1000parcelcinta?

Full dibulan Ramdhan acara puncaknya pada 27 Juli 2013 (sekaligus iftor jamai)

8. Buat siapa saja penerima #1000parcelcinta?

Bebas, sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan sama panitia

9. Bentuknya apa?

Parcel/bingkisan dalam #1000ParcelCinta bisa terdiri dari barang-barang yang dibutuhkan oleh penerima seperti sembako, pakaian, makanan/minuman, dll senilai minimal Rp 150.000,- rupiah (disesuaikan dengan kondisi penerima donasi)

10.Ada minimal maksimal engga buat kasih donasi?

Tidak ada. Teman-teman boleh berdonasi berapa saja dengan sukarela baik dalam bentuk uang maupun barang.

11. Boleh ngusulin nama orang apa engga?

Boleh. Jika di sekitar teman-teman ada yang dirasa layak untuk menerima #1000ParcelCinta, teman-teman boleh mengajukan nama beserta data lengkapnya ke panitia #1000ParcelCinta

12. Caranya gimana?

Untuk mengusulkan/mengajukan nama penerima parcel, teman-teman bisa menghubungi Idrus Firmansyah (08892368892) atau Tohirin (089664422446)

13. Ruang lingkup daerah mana saja?

20 Kota Besar di Indonesia (Jakarta, Depok, Bogor, Bekasi, Cilegon, Tangerang, Tangerang Selatan, Cianjur, Bandung, Yogjakarta, Malang,  surabaya, Samarinda, padang, medan, palembang, bengkulu, lampung , Makassar, Riau) dan 20 Kota Besar di mancanegara (USA, Australia, Malaysia, ...)

14. Ada profesi tertentu pa ga untuk penerima? tidak ada, yang penting sesuai dengan target dan persyaratn yang telah di tentukan

15. Isi parcel apa aja?

Bisa buah-buahan, sembako, pakaian, makanan,

16. Dimana acara diselenggarakan?

Acara #1000ParcelCinta diselenggarakan di 20 Kota besar di Indonesia dan Mancanegara

17. Saya tertarik nih  menjadi donatur, apa yang harus saya lakukan?

Mekanismenya:

- Uang : bisa transfer ke Panitia #1000parcelcinta
- Barang atau parcel : kita akan mendata dan akan di jemput panitia (Khusus Wilayah Jabodetabek) disetiap Weekend dipool di marQaz myQuran atau basecamp myQuran (pak anis) wilayah Jabodetabek sedangakn di Kota kota lain nanti sesuai dengan kondisi PJ kota tersebut

18. Saya ingin ikutan partisipasi, bagaimana menjadi relawan?

Peserta yang akan terlibat langsung dalam acara #1000parcelcinta baik di media social maupun dihari pelaksananya nanti

- Mengumpulkan dan merekemoendasikan mustaqih yang akan menerima #1000parcelcinta
- Memverifikasi dan mengumpulkan data mustahiq yang menerima #1000parcelcinta
- Membantu mempromosikan ataupun merekomendasikan calon donatur yang ingin donasi #1000parcelcinta
- Mendokomentasikan kegiatan dari individu atau komunitas atau organisasi muslim dalam katagori peserta langsung (point diatas)
- Terlibat dalam puncak acara 27 Juli 2013

19. Siapa penanggung jawab kegiatan ini?

myQuran

20. Apa itu myQuran?

Forum Komunitas Muslim Indonesia terbesar di Indonesia. Sejarahnya dapat dibaca di http://www.myquran.com/tentang/sejarah

21. Dimana kantor myQuran?

Di setiap daerah ada basecampnya, khusus di Jabodetabek terletak di jl Margonda Raya no 1 Depok - Jawa Barat

22. Kemana saya dapat mendapatkan informasi detail acara ini?

Anda dapat melihat info detail program #1000ParcelCinta diantaranya di:

1) Web dan forum myQuran (http://www.myquran.com/)
2) Web #1000ParcelCinta ()
3) FP #1000ParcelCinta (https://www.facebook.com/1000parcelcinta)
4) Menghubungi panitia #1000ParcelCinta:  Idrus Firmansyah (0889 236 8892) dan Tohirin (0896 6442 2446)

Untuk memudahkan sahabat-sahabat Zhafira, terutama yang berada di sekitar Lapangan Banteng  dan STAN Bintaro yang ingin berpartisipasi, donasi dapat diserahkan langsung ke orang-orang berikut:
  1. Rita Lestari (Sekretariat Jenderal Kemenkeu)
  2. Leny Kartiningsih (Sekretariat Jenderal Kemenkeu)
  3. Yuli Setyowati (STAN Bintaro)
  4. Dian Rahayu Nugraheni (Inspektorat Jenderal Kemenkeu)
  5. Amy Pramanda (Inspektorat Jenderal Kemenkeu)
  6. Andriyani widyaningsih (Inspektorat Jenderal Kemenkeu)
  7. Indri Rahmawati (Kantor Pusat Dit. Bea dan Cukai )
  8. Wening Naraswari (DJKN)
  9. Ummi Zulianty (DJPK)
  10. Annisaningrum Yuliastuti (DJPU)
  
Sahabat Zhafira bisa juga mengirimkan donasinya via transfer langsung ke myquran atau ke BRI KCP Depkeu no rekening 05071010499502 a.n. Annisaningrum Yuliastuti. kemudian jangan lupa konfirmasi ya ke 085643633694. ditunggu paling lambat tanggal 25 Juli 2013..

Untuk lebih jelasnya, sahabat dapat langsung berkunjung ke http://www.myquran.org/forum/index.php/topic,86966.0.html


Ditunggu partisipasi dari sahabat sekalian..selamat menjalankan ibadah puasa, selamat beramal di bulan penuh berkah ini...:)

Wassalamu'alaykum Warohmatullahi Wabarokatuh



 

Cibuyutan Part 2 -Study Tour TMII dan Kidzania-

Assalamu'alaykum wr wb sahabat..

Masih ingat tentang kampung Cibuyutan? Jika lupa, silakan merefresh sejenak ingatan sahabat disini. Beberapa waktu lalu, tim Circle of Love menerima undangan dari myquran. Undangan tersebut merupakan kelanjutan dari Kegiatan Bakti Sosial di Kampung Cibuyutan. Namun, kali ini kegiatannya tidak dilaksanakan di kampung Cibuyutan, tetapi di Jakarta. Acara ini dikemas dengan nama" Kegiatan Study Tour Taman Mini Indonesia Indah dan KIDZANIA bersama Madrasah Ibtidaiyah Mistahussolah Desa Cibuyutan".

Dalam kegiatan ini, dua orang perwakilan tim CoL berkesempatan untuk ikut dalam kegiatan tersebut.  Kegiatan diikuti oleh siswa-siswi kelas 4 s.d.6 MI Miftahussolah. sebanyak 29 anak ditambah beberapa guru dari MI tersebut dan tentunya tim dari myquran. Seperti apa kegiatannya, mari kita simak cerita mereka berikut ini.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------
  
Undangan itu datang, diantar langsung ke homebase Circle of Love.  Undangan kegiatan Cibuyutan part II. Cukup menarik. Pun lokasinya cukup di Jakarta. Ah, kegiatan yang menarik saya pikir.  Tanggal 10-11 November 2012, sepertinya cukup punya waktu untuk hadir. Tinggal mencari teman. Setelah melakukan woro-woro via email dan di chatroom kami, tampaknya teman-teman sedang berhalangan di hari itu Kalo berangkat sendirian bakal krik-krik ga ya..haha..Dan Alhamdulillah, beberapa hari sebelum hari H, seorang teman saya, Yuli menyatakan kesediannya untuk ikut di kegiatan tersebut. Horee.. Ada teman. Bepergian ada teman itu kan lebih menyenagkan, apalagi kamu tidak tahu bagaimana cara pergi kesana. :)) Yup, setelah melakukan konfirmasi dengan tim myquran, kami diminta untuk langsung datang ke TMII saja pukul 10.00.

Sampai di TMII waktu menunjukkan pukul 10 lewat. Perwakilan dari myquran sudah mengirim sms, melakukan konfirmasi kembali kehadiran kami. Kami diminta langsung menuju PP IPTEK sebagai destinasi pertama. Tanpa membuang banyak waktu kami langsung mencari cara bagaimana sampai ke PP IPTEK karena ternyata letaknya ada di belakang sana. Kata petugas disana, biasanya kami bisa naik mobil wisata dengan membayar Rp3.000,00 sekali naik untuk sampai tempat tujuan manapun di area TMII tersebut. Hari itu mungkin sednag ramai pengunjung sehingga mobil wisata itu tidak tampak di parkiran. Akhirnya sepakatlah kami untuk naik ojek saja. Mengingat tidak mungkin jalan kaki. Selain terlalu jauh, kami juga ingin menghemat waktu supaya cepat sampai. 

Sekitar 5 menit naik ojek, sampai juga di PP IPTEK. Tak nampak ada rombongan anak-anak. Ya pastilah kami terlambat. Rombongan sudah masuk ke dalam. Kami hubungi tim myquran, yang tak berapa lama datang menjemput kami. Selanjutnya bersama dengan ketua pelaksana kegiatan, kami berdua diantar menuju ke tempat rombongan berada. Berdasarkan info dari pak ketua, panitia rombongan dari Cibuyutan  dijemput disana pukul 04.00 pagi. Ketika bus sampai  di tempat penjemputan, rombongan juga tepat sampai bawah sehingga tidak perlu waktu lama untuk langsung berangkat ke Jakarta. Oh ya, mengingatkan sahabat sekalian, transportasi roda 4 tidak dapat menembus sampai desa Cibuyutan. Untuk sampai ke desa tersebut, dari lokasi penjemputan (yaitu dari titik dimana roda empat dapat sampai sana), perjalanan masih harus dilanjutkan dengan berjalan kaki. Medan yang dilalui ini cukup sulit dan agak menanjak. Oke, jadi info bahwa rombongan dari Cibuyutan sampai di lokasi penjemputan pukul 04.00 pagi cukup mencengangkan bagi kami. Sambil membayangkan medan jalan kaki menuju Cibuyutan. Subhanalloh, semangat sekali mereka ini. Mulai jalan jam berpa mereka ini.

Tampaknya mereka sedang berada di ruang Robotik. 29 anak itu dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil, yang berisi sekitar 7-8 anak. Masing-masing kelompok didamping oleh 1-2 orang kakak pemandu. Tugas pemandu ini, tentunya mendampingi mereka selama berjalan-jalan dan menerangkan hal-hal yang perlu mereka ketahui. Kami berdua pun langsung bergabung dengan salah satu kelompok. Kelompok hijau mereka mereka menyebutnya, terdiri dari 7 siswi kelas 4 hingga 6 SD. Satu per satu peraga di area Robotik itu dicoba, mulai dari simulasi gempa. Masing-masing kelompok secara bergantian masuk ke sebuah ruangan tertutup untuk merasakan sensasi terjadinya gempa. Cukup heboh ketika adek-adek itu mencobanya. Selanjutnya kelompok kami mencoba peraga untuk simulasi tsunami. Selanjutnya kami berkeliling mencoba peraga ayang ada, seperti harpa tanpa dawai, percobaan listrik statis, cermin cembung, dan beberapa perga lagi. Kadang mereka masih nampak malu-malu, bahkan hanya untuk sekedar mencoba peraga yang ada. Perlu didorong berkali-kali hingga akhirnya mereka mau mencoba. di balik malu itu, di balik sorot mata mereka itu ada keingintahuan yang besar. Hanya saja mereka malu, apalagi siswi-siwi yang sudah kelas 6 SD. Tidak semua memang. .. It's ok lah, memang jadi tugas pemandu kan untuk medorong adek-adek ini berani mencoba.. :)

Para siswi sedang mendengarkan penjelasan dari pemandu
Seorang siswi sedang memcoba alat peraga terjadinya Tsunami

Tidak hanya di bagian robotik saja, rombongan juga mengunjungi beberapa tempat peraga lainnya di PP IPTEK. Dalam perjalanan itu, ada suatu jawaban yang saya pikir agak aneh (jika tidak bisa dibilang lucu). Jadi, kami belajar tentang mesin-mesin yang berkaitan dengan alat transportasi. Ada peraga mobil, pesawat terbang, kapal laut. Sambil menunjuk ke arah peraga pesawat, seorang kakak pemandu bertanya kepada anak-anak, " Ada yang tau ga, itu apa..?? " Hening sejenak..Hingga seorang anak menjawab, "kapal". He,,,?? Kapal..Hmm..Kapal terbang kah maksudnya...? Atau dia memang tidak tau bahwa benda itu bernama pesawat. Karena ketika diperlihatkan miniatur kapal laut pun, para pemandu masih harus menjelaskan bahwa benda itu bernama kapal. Pikiran saya jadi bercampur. Mereka  belum pernah tau benda apa itu atau memang tadi hanya kebetulan salah menjawab.. Baiklah, tidak perlu dipikir panjang. 

Lanjut ke sesi selanjutnya, anak-anak tersebut berkesempatan untuk melakukan demo sains. Acaranya dipandu oleh crew dari TMII sendiri. Di sesi demo sains ini,  ada beberapa percobaan yang dipresentasikan oleh crew, diantaranya percobaan memasukkan balon ke dalam botol  dan tebak angka. Mereka cukup antusias utnuk mengikuti demo tersebut. Pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh crew dari TMII dapat dijawab dengan baik oleh mereka. Dan mereka dapat memahami dengan baik apa yang dilakukan dalam demo tersebut. Agaknya saya tidak boleh terlalu mengunderestimate kemampuan mereka. Dengan segala keterbatasan yang ada, mereka masih mampu untuk menangkap berbagai penjelasan yang disampaikan. 

Demo Sains
Selesai demo sains, kami melanjutkan putar-putar sebentar di PP IPTEK hingga tak terasa waktu menunjukkan pukul 12.00. Waktu di PP IPTEK habis, kami lanjutkan dengan ishoma. Dengan mengendarai bus (tentunya kami berdua ikut nebeng di bus ini), rombongan menuju Masjid Diponegoro. Kami melaksanakan solat dan makan siang disana. Tak berapa lama selesai menikmati makan siang, ada grup topeng monyet datang. Anak-anak itu terlihat terkagum-kagum. Pikir kami, mungkin di Cibuyutan sana ga pernah ada topeng monyet ya..Ah, tapi mau ada atau tidak, anak-anak dimanapun selalu terhibur kok melihat atraksi topeng monyet. 

Pukul 13.30, perjalanan dilanjutkan. Destinasi berikutnya adalah Skylift.  Iya, rombongan berkesempatan untuk naik skylift, menikmati TMII dari ketinggian. Setelah antre lumayan lama, akhirnya tiba juga giliran rombongan kami. Satu kereta diisi 4-5 anak ditambah satu pendamping. dalam kesempatan ini, kebetulan kami berdua tidak bersama anak-anak. Jadi, tidak bisa banyak cerita bagaimana reaksi anak-anak selama di Kereta Gantung. Hanya saja, kami dapat menangkap kegembiraan mereka begitu sampai di darat. Tak tampak ketakutan sama sekali berada di ketinggian. satu kata yang bisa saya gambarkan, excited. 

Antre naik skylift
Acara di area Skylift memakan waktu cukup lama, hingga menjelang Ashar. Berhubung romongan dari Cibuyutan sudah menjama' solat mereka, perjalanan langsung dilanjutkan menuju destinasi terakhir di TMII yaitu Museum Transportasi. Beberapa panitia memutuskan untuk menuju ke masjid dulu untuk solat Ashar, sebagian lain akan solat di area museum Transportasi,. Sementara kami  berdua memutuskan untuk ke masjid dulu dan menyudahi perjalanan bersama mereka. Iya, kami tidak ikut mendampingi lagi hingga ke Museum Transportasi.

Berdasarkan informasi dari myquran, menurut rencana, setelah dari TMII rombongan akan melaksanakan solat maghrib di Masjid Istiqlal. Selanjutnya mereka akan dibawa ke Hotel Hobi-Hobi., Pondok Gede. Mereka akan menginap semalam disana. Acara Ahadnya adalah menuju Kidzania. di Kidzania ini tidak semua panitia ikut masuk, jadi hanya beberapa saja yang akan mendampingi. Atas alasan itu pula, kami tidak hadir juga di kegiatan hari Ahadnya. Selesai dari Kidzania, mereka akan kembali ke Cibuyutan.

Perjalanan kami bersama rombongan dari Cibuyutan memang sangat singkat. Tapi dari yang singkat itu, ada banyak pelajaran dan hikmah yang dapat kami petik. Kami belajar dari semangat mereka, kegembiraan mereka, ketulusan para guru yang mengabdi disana. Terbayang perjalanan panjang Cibuyutan-Jakarta. Berjalan kaki dini hari, demi bisa menepati janji pukul 04.00 sampai di lokasi penjemputan. Bukan hal yang mudah untuk anak-anak sekecil itu. Pun, setelah pulang dari Jakarta, mereka masih akan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki hingga sampai Cibuyutan. Ah tapi bagi mereka segala kelelahan dan kepayahan itu tak ada artinya. Semuanya telah terbayar impas dengan suatu pengalaman yang berharga. :))



-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Sahabat, sekian cerita study tournya. Ada hal-hal yang tampaknya sepele di mata kita, tetapi bisa menjadi sesuatu yang mengesankan di mata orang lain, atau bahkan jika melihatnya dari sudut pandang yang berbeda.. :)

Kami sampaikan terima kasih kami kepada para donatur sekalian atas terselenggaranya kegiatan ini.  Jazakumullah khairan katsira. Tak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada myquran atas undangan yang berkesan ini.


Wassalamu'alaykum wr wb 




diceritakan oleh : Yuli Setyowati dan Annisaningrum Y



Buka Bersama di rumah Singgah Dian Mitra

Assalamu'alaykum wr wb sahabat..

Masih ingat kegiatan kami yang Sale Bulan Ramadhan kan? Masih ingat kan ya, kan baru beberapa hari lalu kami launching kegiatannya..Sebelumnya kami ucapkan terima kasih atas partisipasi sahabat sekalian dalam acara ini. Alhamdulillah kegiatan buka bersama dan pembagian sembako dapat berjalan dengan lancar pada Senin, 13 Agustus 2012 di Rumah Singgah Dian Mitra, gang tongkang, Senen, Jakarta Pusat. Karena waktu yang singkat, kami ucapkan pula permohonan maaf yang sebesar-besarnya untuk sahabat yang belum sempat berpartisipasi dalam kegiatan kali ini. Insya Alloh sahabat masih dapat berpartisipasi untuk kegiatan kami selanjutnya.

Sahabat...Sebelumnya ijinkan kami untuk menyampaikan sedikit curhat kami. Jadi, sebelum acara ini fix akan dilaksanakan, kami sempat ragu. Mengingat persiapannya yang sekitar sepekan, kami agak khawatir terkait donasi untuk kegiatan tersebut. Setelah koordinasi dengan mb Veny (beliau ini adalah salah satu pembina Rumah Singgah Dian Mitra), anak asuh yang akan hadir pada kegiatan kami adalah sekitar 70 orang ditambah 15 orang dari panti asuhan di Tangerang  yang berada di bawah yayasan yang sama. Itu artinya kami harus mempersiapkan 85 paket makan dan sembako. Ketika membicarakan anggaran itu, sempet was2 dananya bakal cukup atau ga. Tapi kami putuskan untuk tetap dilaksanakan  Urusan donasi yang terkumpul, sambil jalan saja, semoga cukup aja pas hari H. 

Kamis 9 Agustus 2012,  kegiatan buka bersama ini baru dipublish via blog ini. Waktu yang tersisa tinggal 4 hari sebelum hari H. Tapi seluruh pengeluaran untuk kegiatan tersebut sudah harus diselesaikan sebelum hari H. Pengeluaran ini utamanya adalah untuk pembelian sembako dan pemesananan paket makan untuk buka.

Sabtu, 11 Agustus 2012, kami melaksanakan briefing yang  rencana dilanjutkan belanja sembako. Lagi-lagi ketika sampai pada anggaran, per tanggal tersebut, uang yang ada untuk pembelian sembako masih cukup. tapi uang untuk paket buka belum nutup masih kurang sekitar Rp1.000.000,00. Kalo kurangnya segitu masih sangat optimis bisa nutup. Ketika masih briefing itulah salah seorang personil Zhafira yang kebetulan tidak dapat hadir pada briefing tersebut, mengabarkan bahwa donasi yang terkumpul di dia ada Rp1.000.000,00 1n, fyuuh..Alhamdulillah kami semua bernapas lega. Paling tidak uang yang terkumpul sudah menutupi anggaran yang direncanakan. Jadilah siang itu kami berbelanja sembako. 

Sebelum belanja, kami sudah searching harga di web, jadi sudah membuat list barang yang akan dibelanjakan dengan anggaran yang dibuat sangat mepet. Tapi kenyataan di lapangan kadang tidak sesuai  dengan rencana. Di lapangan, ternyata ada beberapa item barang yang harga promonya tidak bisa diambil semua, stoknya habis, atau bahkan sudah tidak tersedia harga promo, tapi ada juga sih harga barang yang  ternyata dibawah yang dianggarkan. Jadi masih bisa lah subsidi silang antar barang. Hari itu kami berbelanja dengan sukses. Tercatat banyak belanjaan kami mencapai 8 trolley. Berhubung sebelumnya tidak terbayang jika belanjaan kami akan sebanyak itu, jadi belum mempersiapkan transportasi untuk mengangkut semuanya. Habisnya kami pikir pakai beberap taxi aja cukup, tapi liat barangnya udah dalam box-box agak besar gitu, emang butuh berapa taxi coba. Akhirnya diputuskan untuk menyewa pick up saja. Telp lah ke pemilik pick up untuk menjemput kami. Alhamdulillah ada tukang angkutnya sekalian, jadi kami ga perlu repot angkat-angkat barang. Tapi untuk sewa pick up ini, kami ga bisa menawar dengan harga murah T_T

Ahad, 12 Agustus 2012..Agenda kami adalah packing sembako. Oh ya hari sebelumnya sudah mulai dicicil sih. Tapi belum selesai semua. Jadi, Ahad ini kami menyelesaikan packing 85 paket sembako. Alhamdulillah diijinkan untuk memakai lantai bawah pemilik kos. Jadi dapat tempat agak lega. Pun setelahnya dapat tempat pula untuk menginapkan paket sembako semalam lagi di rumah pemilik kos. Jadinya kami kan ga perlu angkat naik turun 85 paket sembako itu. Alhamdulillah, masih dimudahkan Alloh..:)

Kemudahan lain datang ketika untuk transportasi dari basecamp ke rumah singgah akan dibantu oleh seorang bapak baik hati yang bersedia mengantar. Semoga Alloh mencurahkan rahmatNya untuk beliau. Untuk ta'jil dan makan besar juga sudah selesai dipesan, dan dianatar Senin sore. oke, jadi Ahad itu sudah fix semua, tinggal eksekusi di hari Senin. 

Senin, 13 Agustus 2012.. Hingga hari H, masih ada donasi yang masuk. Itu artinya justru surplus. Rencananya seluruh surplus tersebut akan disampaikan ke rumah singgah tersebut dalam bentuk tunai (untuk laporan pertanggungajwaban donasinya akan diposting setelah posting ini). 

Menurut rundown, acara akan dimulai pukul 17.00. Mulai pukul 15.45 personil Zhafira sudah mulai bergerak. sebagian mengambil sembako dan paket makan di basecamp. Sebagian akan langsung menuju TKP untuk menghandle adek-adek. tidak ada kendala berarti dalam pengangkutan sembako hingga TKP. Pun sampai sana teman-teman sudah langsung menghandle acara. Jadi tidak ada keterlambatan yang signifikan.

Sore itu,sekitar 70 anak sudah berkumpul di lantai 2 rumah singgah Dian Mitra. Acara dimuali dengan cerita nabi Sulaiman. Adek-adek cukup antusias mendengarkan, ya walaupun ada sebagian yang ngobrol sendiri, diem aja di ujung, atau malah ga perhatiin sama sekali. tapi secara keseluruhan mereka cukup antusias mendengarkans ambil sesekali menjawab pertanyaan yang diajukan. Tentu harus diming-imingi hadiah. hadiahnya ada buku, coklat, permen, dan snack lainnya.


Selesai dengan nabi Sulaiman, dilanjut cerita moral tentang ludah. Tidak terasa sebentar lagi adzan Maghrib. Cerita selesai, selanjutnya mulai bersiap untuk berbuka dengan ta'jil. Ta'jil sore itu adalah es buah dan kurma. Begitu adzan berkumandang, kami buka puasa bersama. Kemdian dilanjutkan dnegan solat Maghrib berjamaah. Selesai solat maghrib adalah makan besar. Terakhir adalah penutupan sekalian dengan pembagian sembako.



Secara keseluruhan, acara tersebut sudah berlangsung dengan lancar. Seluruh amanah sahabat sudah disalurkan. Untuk sisa dana, isnya Alloh seluruhnya akan disampaikan tunai.Sekali lagi kami ucapkan terima kasih atas pasrtisipasi sahabat sekalian.

ajrakallahu fii maa a’thaita, wa baaraka la ka fii maa abqaita

Semoga Allah membalas Anda dengan pahala karena apa-apa yang engkau berikan, dan semoga Allah memberkahi Anda karena apa yang engkau abadikan
Wassalamu'alaykum wr wb



Sale Bulan Ramadhan..!!

Assalamu'alaykum wr wb

Sahabat..bagiamana kabar kalian dihari-hari terakhir Ramadhan ini..? Semoga masih semangat..Semoga Alloh selalu menjaga keistiqomahan kita dalam menjalani Ramadhan ini ya.. :) Nah, mumpung masih momen Ramadhan, kali ini kami ingin mengajak para sahabat sekalian untuk kembali menguras isi dompet. Kali ini kegiatannya adalah buka bersama dan pembagian sembako.. :)

Acaranya tidak beda jauh dengan tahun kemarin. Fyi, tahun lalu juga pernah dilaksanakan kegiatan serupa di rumah singgah ini. (Waktu  itu sih Circle of Love belum terbentuk. Penyelenggaranya juga bukan CoL. Waktu itu personil CoL cuma ikut berpartisipasi saja).

Dimana ?
Insya Alloh, kegiatan buka bersama akan dilaksanakan di Rumah singgah Dian Mitra. rumah Singgah ini merupakan tempat singgah para anak jalanan yang ada di sekitar Senen. Letak Rumah Singgah ini di gang Tongkang, Senen, Jakarta Pusat. 
Kalau dari arah Cempaka Mas menuju Senen, gang Tongkang ini persis terletak di sebelah kiri jalan setelah rel kereta api. 

Kapan?
Kegiatannya ini akan dilaksanakan pada hari Senin tanggal 13 Agustus 2012, pukul 17.00 s.d. 19.00 WIB

Terus...ngapain aja disana?
Kira-kira rundown acaranya seperti ini
17.00- 17.45    Materi tausiyah
17.45-18.00     Ta'jil
18.00 - 18.20   Solat Maghrib berjamaah
18.20- 18.45    Makan Besar
18.45- 19.00    Pembagian paket sembako dan penutupan

Boleh berpartisipasi ga...?
Boleh sekali...Seperti biasa, partisipasi bisa dalam bentuk donasi bisa ditranfer ke BRI kcp Depkeu no rekening 050701010570502 a.n. Indri Rahmawati kemudian jangan lupa konfirmasi ya via telp/sms ke 08988287587 beserta uang yang ditransfer. Atau bisa juga diberikan langsung ke:
  1. Rita Lestari (Sekretariat Jenderal Kemenkeu)
  2. Leny Kartiningsih (Sekretariat Jenderal Kemenkeu)
  3. Yuli Setyowati (Sekretariat Jenderal Kemenkeu)
  4. Dian Rahayu Nugraheni (Inspektorat Jenderal Kemenkeu)
  5. Amy Pramanda (Inspektorat Jenderal Kemenkeu)
  6. Andriyani widyaningsih (Inspektorat Jenderal Kemenkeu)
  7. Arifana wibawaningtyas (Bapepam-LK)
  8. Indri Rahmawati (Bapepam-LK)
  9. Zetry Fachrani Koto (Bapepam-LK)
  10. Wening Naraswari (DJKN)
  11. Septi Setyaningsih (dirjen Pajak)
  12. Andiah Zahroh ( DJPU)
  13. Annisaningrum Yuliastuti (DJPU)
Tapi, kehadiran sahabat sekalian yang lebih diharapkan. Lihatlah wajah-wajah polos yang butuh sentuhan kita. Ikut bergembiralah bersama canda tawa mereka yang lugu.. 









Sahabat, ditunggu segera partisipasinya ya...Mohon segera konfirmasi juga keikutsertaan sahabat dalam acara tersebut. Terima Kasih .. :)

Wassalamu'alaykum wr wb



* Foto diambil dari dokumentasi kegiatan baksos di Rumah Singgah Dian Mitra Januari 2011



Cibuyutan, Sebuah Kampung (bukan) di Negeri Dongeng (part 3)

Assalamu'alaykum Wr Wb..
Sahabat, penasaran kan dengan kelanjutan kisahnya...Yuk, monggo lanjut saja dibaca..Eh, yang belum membaca dari awal, silakan baca dulu part I dan part II nya ya... :))


Setelah berbincang dan bercanda sejenak dengan anak-anak yang ternyata bahasanya Sunda pisan euy, masing-masing dari mereka segera menempatkan posisi sesuai dengan pembagian tugas. Para muslimah basecampnya di salah satu rumah penduduk sedang yang pria di Mushalla.

Melihat lantai papan yang terhampar sebegitu pasrahnya, seperti mengajak tubuh-tubuh kelelahan itu untuk sejenak berbaring meluruskan tulang punggungnya. Rayuan itu seperti panah-panah syetan yang siap menembus dada orang-orang beriman. Namun, mereka datang jauh-jauh ke sana bukan untuk tidur. Mereka datang untuk bekerja. Berbagi cinta.
Maka setelah menaruh tas-tas pribadi, mereka kembali lagi ke madrasah untuk mengeksekusi kegiatan: bermain bersama anak-anak dan dilanjutkan dengan pembagian bingkisan untuk mereka. Buku-buku cetak, tas-tas lucu yang berisi alat tulis, dan stelan baju muslim. Terbayang betapa riuh, berisik, dan gembiranya mereka.
Jiwa wanita itu ingin sekali bisa ikut dalam momen itu, melihat tingkah polah polos bocah-bocah selalu saja menarik bagi dirinya. Atau minimal bisa menjadi penikmat dengan mengambil foto-foto tawa lepas mereka. Tapi asas kemanfaatan telah memandulkan keinginan itu. Di basecamp tinggal beberapa gelintir orang yang harus menyiapkan makan siang panitia dan makan malam panitia-warga. Kebayang betapa repotnya. Tangan mereka tidak mungkin cukup berkejaran dengan waktu dengan sekian banyaknya hal yang harus mereka lakukan. Mengupas bumbu-bumbuan, memotongnya, menghangatkan rendang, menggoreng ayam, menggoreng tempe, membuat tumis sayuran, membuat pecel dll.
Wanita itu pun mulanya hanya membantu mengupas dan memotong bumbu-bumbu, pelajaran paling dasar memasak yang baru dia kuasai. Namun ketika tim konsumsi semuanya sibuk membungkus makan siang panitia , mengejar waktu karena sudah jam 2-an, tiba-tiba saja ada kesepakatan tanpa rapat yang membuat wanita itu harus menepuk berkali-kali jidatnya karena kebingungan. Teramanahkanlah pekerjaan paling mudah untuk para wanita, sedang hal itu terasa sangat menakutkan untuk satu wanita itu: membuat tumis buncis-wortel untuk 120 orang. What?!! Masak untuk suami saja wanita itu belum pernah, bagaimana masak perdananya langsung akan ‘dinikmati’ sekian banyak orang? Bagaimana kalau tidak enak? Lebih parah lagi, bagaimana kalau malah bikin keracunan? Sepertinya tidak keren jika keesokan paginya headline koran-koran bertuliskan: gegara belajar memasak, 120 orang dirawat inap. Duh Gusti..
Segala rayuan untuk menukar amanah, coba diterapkan. Hasilnya nihil. Karena setiap orang merasa pekerjaan itu sangat mudah. Sambil tidur juga bisa. Begitu mungkin pikir mereka. Akhirnya, wanita itu memantapkan dirinya. Toh masih bisa nanya-nanya. Iya kah?!
Mbak bumbunya apa saja? Jumlahnya seberapa? Perlu pakai ini tidak? Perlu pakai itu tidak? Dan serentetan pertanyaan lain yang kesemuanya dijawab berulang dengan satu kata sakti: terserah. Dan akhirnya wanita itu berjuang sendirian bereksperimen dengan berbagai bumbu yang entah nyambung entah tidak. Dia juga juga sudah punya jawaban terkait hasilnya nanti: terserah. Tapi untungnya ada mbak-mbak yang membantu mengaduk-aduk dan bisa dijadikan target percobaan, alhamdulillah hasilnya tidak terlalu mengecewakan untuk seseorang yang bergelar amatiran. Setelah itu dilanjut dengan menggoreng ayam dan membuat pecel. Cincailah, batin si wanita yang sudah mulai bisa membangun kepercayaan dirinya di dunia asing perdapuran.

Akhirnya selepas maghrib selesai juga tim konsumsi menyiapkan makan malam untuk warga dan panitia, yang akan dibagi pada saat menonton layar tancep bersama.

Ternyata jumlah warga yang hadir pada malam harinya membeludak. Gelap malam tanpa lampu-lampu tidak menyurutkan langkah mereka untuk menonton Film Serdadu Kumbang yang sudah disiapkan panitia. Seringkali terdengar koor suara terbahak dari para penduduk melihat kepingan adegan lucu yang menggelitik simpul saraf tawa mereka. Riuh rendah. Semarak. Mengusir jejak kabut dingin malam yang mulai datang menyapa kampung tanpa penerangan itu.
Paginya mereka sudah mulai packing semenjak sebelum shubuh. Karena sebagaimana rencana awal, sebelum jam 7 mereka harus sudah mulai mengulang rute untuk kembali ke Jakarta tercinta. Namun wanita itu masih punya satu PR amanah. Seratus sepuluh amplop uang zakat dan shadaqah yang dititipkan ke Circle of Love yang masih belum mendapatkan momen untuk membaginya. Tidak bisa dibarengkan dengan penyerahan baju layak pakai sebagaimana sore kemarin telah dilakukan. Karena amanah uang zakat ini spesifik hanya untuk 8 golongan mustahiq saja. Maka setelah minta izin pada koordinator acara agar sedikit ‘memolorkan’ waktu keberangkatan, kemudian menculik satu bocah yang bisa dikuras energinya, maka segera beraksilah ia.
Jarak rumah yang agak berjauhan dengan medan yang naik turun agak sedikit mengurangi kecepatan gerak mereka. Belum lagi rumah-rumah yang hampir sama modelnya, kadang membuat bingung ini tadi sudah apa belum? Mereka nampak seperti Zorro dalam cerita bualan, atau mungkin malah seperti maling kesiangan. Apa pasal? Banyak rumah yang penghuninya sudah dari pagi-pagi pergi mencari nafkah, sehingga amanah uang itu harus diselipkan di bawah pintu. Di tempat yang kira-kira saat pintu dibuka langsung terlihat oleh si empunya. Sehingga pose-pose ‘pengintipan’ bawah pintu menjadi pemandangan utama. Tentu saja selain wajah-wajah bahagia warga Cibuyutan yang merasa mendapatkan dekapan kasih dari para muzakki, manusia-manusia asing yang tak dikenalnya, namun kebaikan hatinya sampai di tangan mereka.




Dan setelah lelah berkeliling dan waktu semakin mendekati batas akhir, maka mereka memutuskan menyudahi aksi. Masih ada 19 amplop yang belum terdistribusi. Namun fleksibel, karena dari sejumlah itu tinggal dari uang shadaqah. Yang uang hasil zakat, Alhamdulillah sudah lunas habis terbagi.
Dan kini saatnya, pulaaannngggg…
Pengalaman yang sungguh menakjubkan. Tim yang profesional. Teman-teman yang bisa mengikis ego demi sebuah kemaslahatan. Dan sebuah kampung yang seharusnya hanya ada di dongeng-dongeng khayalan. Terima kasih semuanya.. Semoga kita bisa berjumpa dan bergabung pada misi-misi kemanusiaan selanjutnya… ^^




end

Sekian kisah dari kampung Cibuyutan. Kami mengucapkan terima kasih seluas-luasnya kepada seluruh pihak yang telah membantu. Jazakumullah khairan katsiro..


Wassalamu'alaykum wr wb






* ditulis oleh Rita Lestari
Staf Biro Sumber Daya Manusia, Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan

Cibuyutan, Sebuah Kampung (bukan) di Negeri Dongeng (part 2)

Assalamu'alaykum wr wb Sahabat... :)

Setelah beberapa hari menunggu, tentunya sahabat sudah tidak sabar kan menanti kelanjutan cerita bakti sosial di kampung Cibuyutan..? :) Kalo lupa atau belum baca, silakan baca bagian pertamanya dulu disini. selanjutnya di posting kali ini kami akan melanjutkan ceritanya. Postingan kali ini ditulis dan dikisahkan langsung oleh salah seorang personil Zhafira yang ikut serta menajdi relawan ke kampung Cibuyutan. Berhubung tulisannya sedikit panjang, kami memutuskan untuk di split lagi..Jadilah cerita kegiatan ini menjadi 3 seri..Biar ga semakin penasaran, monggo langsung dibaca kisahnya :)


Malam mulai pekat menggulita ketika starter si merah mulai memberisiki halaman rumah. Hembus angin menelusup ke celah-celah badan yang tak sempurna dibungkus jaket, seiring dengan perputaran roda yang melaju tak seberapa cepat. Dingin. Tapi tak lebih dingin dari segaris risau yang telah membeku menjadi bongkahan es yang menggelayut langit hati. Kepergiannya kali ini terasa sangat berat. Hasil pertarungan logika dan hati, yang keduanya tidak memberikan alasan untuk tetap pergi. Suami yang tidak bisa membersamai, rekan-rekan satu tim yang berhalangan karena amanah lain yang jauh lebih krusial telah menanti, agenda wajib pekanan yang terpaksa ia harus membolos lagi untuk yang kesekian kali. Belum lagi, ia sama sekali tak mengenal dengan baik satu pun dari orang-orang yang akan menjadi teman seperjalanannya nanti, kondisi tempat tujuan yang belum mampu sempurna ia bayangkan, terlebih bahkan ia tidak tahu lokasi rumah yang hendak ia singgahi malam ini.
Namun ada dorongan kuat dari hatinya yang tak mampu ia tampik. Seperti cercah kecil cahaya keyakinan yang tak berhasil ia padamkan dengan alasan-alasan kebenaran dan pembenaran yang ia ajukan dari sejak semalam sebelum ini. Hanya dengan bekal itu ia memutuskan untuk tetap pergi, sembari menghiba agar Dia memberikan Ridha-Nya dan bukan murka-Nya. Menjadikan kepergiannya itu sebagai ladang penebar kemanfaatan dan bukan pembawa kemudharatan. Atasnya, dan atas orang-orang yang dicintainya. Atas orang-orang yang ia tinggalkan, dan atas orang-orang yang ia tuju. Bismillah bi idznillah..
Jam menunjuk angka sepuluh ketika motor itu berhenti di depan sebuah rumah apik yang telah ramai dengan manusia-manusia antah berantah yang tak dikenalnya. Menjadi seorang asing dan terasing , kini tak lagi menjadi beban pikirannya. Toh mereka disatukan dengan ikatan kuat melebihi kentalnya darah, ikatan akidah. Sekulum senyum, sebaris salam sapa, dan sejabatan hangat tangan-tangan wanita yang ada di sana, menggugurkan semua aura negatif yang ia bawa. Lega. Menuansakan ceria. Alhamdulillah..
Mereka pun berkerumun dalam percakapan rencana kegiatan esok hari sembari menunggu arahan untuk briefing. Karena banyaknya barang yang harus dipacking, briefing malam pun mundur lama. Hampir lewat tengah malam, padahal mereka harus bangun jam dua. Lelah, tapi tak ada yang merasa terpaksa. Menguras tenaga, tapi tak ada keluhan yang keluar dari lisan mereka. Semangat mereka telah melampaui kemampuan fisik. Energi kebaikan yang mereka pancarkan telah memenuhi setiap ruang dalam petak rumah Pak Anis malam itu. Dan akhirnya beberapa manusia termasuk wanita itu sebentarpun tak memejamkan matanya. Terlampau banyak yang harus disiapkan sedang waktu terus mendetak mendekati rencana keberangkatan. Ada yang menyiapkan bekal konsumsi untuk mereka selama di lokasi: mengiris buncis, wortel, tempe, mengungkep ayam, menggoreng tempe, membuat rendang dll. Ada yang memfiksasi rundown dan menyiapkan kelengkapan untuk panitia. Dan beberapa ikhwan masih sibuk menata ulang barang-barang bantuan.
Lewat pukul tiga semuanya baru selesai. Mereka pun berarak segera beranjak menuju  lokasi baksos. Kampung Cibuyutan. Beberapa mengendarai mobil dan beberapa lainnya mengendarai sepeda motor. Waktu dhuha mulai meninggi ketika mereka sampai di basecamp awal yaitu di sebuah Pondok Pesantren sederhana. Di sini mobil-mobil diparkir karena jalanan masih cukup lebar. Setelah melepas lelah sebentar dan memuaskan keperluan yang berhubungan dengan air –karena di kampung Cibuyutan konon katanya air bersih itu adalah barang langka-, mereka pun memulai misi mereka.

Banyak sekali barang bantuan yang harus mereka bawa: Karpet, al-Quran, mukena, buku-buku cetak untuk madrasah, baju/tas/sepatu layak pakai, baju seragam stelan untuk anak-anak, dan paket tas sekolah. Masing-masing orang yang berjalan mendapatkan jatah menggotong satu paket bantuan semampu mereka. Sedangkan yang  nekat berkendara motor menyusuri jalanan cadas off road cibuyutan, dipersilakan membawa beban yang lebih berat dan banyak. Dan wanita itu pun segera meraih sebuah bungkusan hitam yang teronggok, tanpa menilik dulu apa yang ada didalamnya. Beratnya sedang. Dan ia merasa mampu membawanya tanpa kepayahan yang berlebihan. Pikirnya semula.



Awal perjalanan semua nampak bersemangat, bergembira, dan sangat menikmati perjalanan mereka. Jalanan masih landai walaupun tetap harus berhati-hati karena berupa bebatuan yang terlihat seperti gigi-gigi yang menyeringai, yang siap merobek sesiapa yang tergelincir di atasnya. Namun siapa yang peduli dengan ancaman itu, ketika mata dimanjakan dengan pemandangan yang sungguh indah. Sawah berpadi hijau kekuningan menghampar sejauh mata memandang. Bukit-bukit hijau bersusun nampak di ujung jauh muara jalan. Mentari dhuha membagi hangatnya ditemani semilir angin yang membelai manja. Sungai berbatu dengan gemericik air yang mengalir diantara celah-celahnya. Sempurna.





Tapi satu jam kemudian semuanya tak lagi sama. Pemandangan seindah itu sudah tak lagi mampu terekam di lensa mata. Bukan karena pemandangannya yang menurun tingkat keindahannya, namun persepsi diri si pemilik mata yang tak lagi mampu menikmatinya. Terkalahkan oleh payah yang semakin menjajah. Belasan kilo yang telah terlewat. Jalanan yang semakin konsisten mantap menanjak. Matahari siang yang menggelorakan panas utuh sedang tak ada pepohon rindang sepanjang jalan sebagai tempat berteduh. Tangan, pinggang, serta kaki yang kebas karena barang bawaan yang semakin jauh dibawa berjalan, seolah beratnya semakin berlipat dengan cepat.
Keringat membanjir disekujur tubuh manusia-manusia itu. Tak ada lagi yang nampak berjalan bergerombol, karena ritme jalannya sudah tak lagi sama. Mereka masing-masing berjuang atas diri mereka dan apa yang mereka bawa. Tak ada lagi gurauan dan obrolan, yang ada tinggalah dengus-dengus nafas tak beraturan. Disana sini sepanjang jalan setapak, nampak spesies-spesies itu berserakan mengatur dan mengukur kemampuan diri agar tak kehabisan energi sebelum sampai tempat tujuan nanti.
Dan wanita itu pun mulai terhuyung. Matanya pedas karena keringat yang menetes masuk ke dalamnya. Baju dan jilbabnya telah basah oleh keringat. Kantung hitam yang dibawanya sudah tidak berbentuk. Sobek tak beraturan dengan cairan licin berbau pekat yang merembes membasahi bajunya dan melebar ke jaket serta roknya. Yang semakin menyulitkannya, karena ia kini tak tau mesti memegang bungkusan itu dengan cara seperti apa karena saking licinnya. Dia hanya memandangi bawaannya sambil mengatur detak jantungnya yang seperti mau copot dari tempatnya karena saking cepatnya berdenyut. Dia beruntung membawa kantung itu. Yang isinya baru ia ketahui setelah bajunya terlumuri. Rendang. Ya rendang seberat 8-9 kilo saja.
Ingin menyerah di situ sebenarnya. Ia sudah tak merasai tubuhnya. Kebas semuanya. Apalagi setelah tahu bahwa dia baru melewati sepertiga jarak dari yang seharusnya. Belum lagi jalanan di depan yang semakin bertambah tinggi tingkat kemiringannya. Hfffhh,, tapi tak boleh menyerah sekarang. Dia sudah memutus untuk membawa itu dan dia harus menerima segala resiko dari apa yang diputusnya. Harus sampe finish. Apapun yang terjadi. Fighting!
Diapun kembali berjalan, sedang kelebat Asma’ binti Abu Bakr terus memompa semangatnya. Bagaimana ia setiap hari mengantar makanan untuk Ayahanda dan manusia termulia di Gua Tsur saat bersembunyi dari kejaran kafir Quraisy dalam rangka hijrah. Perjalanan yang tidak main-main. Medan padang pasir yang sulit ditaklukkan, jarak yang sedemikian jauh, serta ancaman pembunuhan apabila misinya terendus para penyembah berhala. Ditambah lagi pada saat itu beliau sedang hamil besar. Subhanallah.. Malulah wanita itu jika menyerah segampang itu, sedang apa yang dia rasai sekarang pastilah belum ada apa-apanya dengan apa yang harus ditanggung oleh wanita pemilik dua sabuk surga. Maka ia mencoba terus melangkah dengan hati yang senantiasa membisik mengiba: laa haula wa laa quwwata illaa billaah..laa haula wa laa quwwata illaa billaah.. walaupun tetap saja setiap baru berjalan lima, enam, atau tujuh langkah ia mesti berhenti untuk kembali mengatur nafas.
Setelah seolah-olah ia merasa sudah mau mati kecapean, akhirnya sampai juga ia di pos satu. Setengah jalan menuju kampung dongeng Cibuyutan. Jangan bayangkan pos satu ini adalah sebuah tenda atau bangunan yang ada fasilitas kamar mandi, isi ulang air minum, atau tempat tidur. Ia hanyalah sebuah tanah landai di samping jurang, yang dirindangi oleh pepohonan sehingga sengat surya tak sampai mencabik tanahnya. Tapi bagi para musafir dongeng, tempat itu merupakan sebuah ‘surga kecil’ yang Allah anugerahkan bagi mereka. Pemandangan indah terhampar di lembah depan mereka. Angin berkejar-kejaran, menggesek helai-helai daun yang memunculkan simponi biola alam. Subhanallah, tempat melepas lelah yang sempurna. Mengisi kembali paru-paru yang tadinya seperti sudah kempes tanpa udara. Ingin sekali berlama-lama di sana, seandainya mereka tidak ingat masih separuh jalan lagi menuju tempat menanam bibit cinta mereka. Harus segera beranjak, sebelum syetan-syetan memberati mata dengan kantuk yang tak tertahan yang akan menjadi penghambat perjalanan. Mereka pun kembali berjalan. Dengan semangat yang mulai memercik lagi baranya. Selamat tinggal surga dunia, kami akan menapak lelah lagi demi untuk Surga-Nya.


Singkat kata, sampailah juga para pengembara cinta itu pada kampung tujuannya. Wajah-wajah yang tadinya pucat kumal dibakar matahari, mulai menunjukkan geliat kehidupannya. Seulas senyum tersungging manis di bibir-bibir pecah mereka. Akhirnya, perjuangan panjang dan melelahkan itu terbayar. Bocah-bocah dengan mata yang meletupkan semangat dan keingintahuan atas orang-orang asing yang terdampar itu, menyambut  berjejalan di sebuah gubuk yang mereka sebut dengan ‘madrasah’. Yang insyaAllah tak seberapa lama lagi sebutan madrasah itu akan berpindah pada bangunan yang lebih layak, yang berdiri atas ijin Allah melalui perantara tangan-tangan penuh kasih yang ringan terulur untuk saudara-Saudaranya yang berkekurangan. Alhamdulillah..
 To be continued...

 Sekian dulu postingan seri kedua ini..Kelanjutannya silakan tunggu pada postingan part III.. :))
Wassalamu'alaykum wr wb